“Oleh karena itu perlu adanya sinergi antara Polri dan para santri dari pondok pesantren untuk melindungi masyarakat kita dari penyebaran paham radikalisme,” ujar Kapolda.
Kapolda menegaskan bahwa Polda jateng dengan 34 ribu anggotanya yang tersebar di 422 polsek dan 35 polres jajaran siap hadir di tengah masyarakat untuk memberikan jaminan keamanan.
“Namun ada peran serta seluruh lapisan masyarakat yang turut membantu tugas polri memelihara sitkamtibmas dimanapun berada. Termasuk para santri, dimulai dari diri sendiri. Contoh kecilnya mematikan listrik saat ditinggal pergi, atau mengunci motor saat diparkir. Ini contoh kecil namun sangat berpengaruh dalam upaya menjaga keamanan,” lanjut Kapolda.
Polisi Judah tidak lagi menjadi momok atau sosok yang menakutkan bagi masyarakat, Melalui konsep Polisi Hadir di tengah masyarakat, Polda Jateng siap melayani setiap kebutuhan masyarakat.
“Kalau ada polisi di Jawa Tengah yang menyalahgunakan wewenangnya, laporkan langsung kepada saya selaku Kapolda Jawa Tengah. Saya selaku Kapolda Jateng meminta maaf apabila dari 34 ribu anggota Polri di Jawa Tengah dalam pelaksanaan tugasnya ada yang kurang berkenan di hati masyarakat. Berikan kami kritik yang membangun, kami siap untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah,” tandas Kapolda Jateng.