Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
BeritaOpiniPanturaPilkada

Prediksi Koalisi Pilkada Kabupaten Tegal

×

Prediksi Koalisi Pilkada Kabupaten Tegal

Sebarkan artikel ini

Prediksi Koalisi Pilkada kabupaten Tegal. Dalam setiap penyelenggaraan pemilu, pada umumnya terdapat tiga hal yang menjadi perhatian masyarakat. Pertama, konfigurasi koalisi dan kandidat; kedua, visi, misi dan program; dan ketiga, perilaku pemilih.

Koalisi partai menjadi faktor yang penting dari awal sampai dengan perjalanan pemerintahan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, pencalonan kepala daerah sedikitnya diajukan oleh 20 persen jumlah kursi DPRD atau 15 persen akumulasi suara sah pada pemilihan anggota DPRD.

Merujuk pada aturan tersebut, partai politik memiliki peran sentral dalam gelaran Pilkada karena menjadi pintu masuk bagi pencalonan kandidat. Dalam konteks Pilkada Kabupaten Tegal, diprediksi akan terbentuk tiga poros politik.

Poros pertama, diinisiasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebagai pemenang pemilu dengan 17 kursi DPRD, PKB menjadi magnet bagi para kandidat untuk mendapatkan tiket. Menurut informasi, terdapat 11 pelamar yang mendaftar di PKB, dengan rincian lima mendaftar sebagai calon bupati dan enam sebagai calon wakil bupati.

Pertanyaan yang kerap muncul di ruang publik, apakah PKB cukup percaya diri untuk mengulang kisah Pilkada 2018 dengan mengusung pasangannya sendiri? Keputusan tersebut tentu sangat tergantung dinamika internal yang berkembang, serta kebijakan DPP PKB dalam memberikan rekomendasi.

Sementara, poros politik kedua kemungkinan dinisiasi oleh PDI Perjuangan sebagai runner uppemilu. Sejauh ini, PDI Perjuangan dengan perolehan 10 kursi terlihat belum menentukan arah koalisi. Tetapi jika berkaca pada Pilkada 2018, partai ini cenderung akan membangun poros politik dengan mengajak satu atau dua partai untuk bergabung.

Kemudian, poros ketiga yang cukup menyita perhatian ialah bergabungnya lima partai yaitu Golkar, Gerindra, PKS, PPP, PAN yang membentuk koalisi Poros Tengah. Jika digabungkan, kelima partai tersebut mengantongi 23 kursi dewan. Dengan modal 46 persen kursi dewan, Poros Tengah memiliki daya tawar yang tinggi untuk mengusung pasangan sendiri.

Rekomendasi:  Pariwisata Jateng Terpukul

Kendati demikian, poros ini tampaknya belum memiliki figur yang cukup kuat dan kompetitif untuk menandingi poros yang dibentuk PKB dan PDI Perjuangan. Karena itu, beredar isu Poros Tengah akan mengambil posisi untuk menawarkan calon wakil bupati, baik ke poros PKB maupun PDI Perjuangan.

Konfigurasi tiga poros koalisi di atas masih bersifat dinamis dan masih sangat berpotensi berubah. Keputusan politik yang diambil PKB, tampaknya dapat memengaruhi peta politik dan komposisi kandidat. Konsistensi dan kesolidan koalisi Poros Tengah juga akan diuji seiring dengan berbagai dinamika politik yang akan berkembang dalam dua bulan mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *