Apabila komposisi dua pasangan Hadik-Bimo dan Bowo-Fuad berlanjut sampai ke pendaftaran KPU, dipastikan Pilbup Temanggung akan berlangsung semarak. Bukan saja karena aspek keseimbangan dukungan partai politik, tetapi juga faktor perebutan ceruk pemilih, khususnya pemilih Nahdliyin (NU).
Diketahui, Al Khadziq saat ini menjadi pengurus PB NU dan dikenal dekat dengan sayap organisasi NU yaitu Muslimat dan Fatayat. Sementara, PKB sebagai partai politik representasi Nahdliyin juga memiliki basis yang mengakar di kultural NU Temanggung.
Persaingan kedua petahana bupati dan wakil bupati Temanggung ini akan semakin semarak, mengingat masih terdapat nama-nama yang menjadi perbincangan di masyarakat. Mereka adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Temanggung, Yunianto yang juga Ketua DPRD Temanggung. Kemudian mantan Bupati Temanggung, Bambang Sukarno, dan Pj. Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo, Kepala Desa Campurejo, Agus Setyawan, serta Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Ngaini Richard.
Besar kemungkinan, nama-nama tersebut sedang digodok untuk menghasilkan konfigurasi pasangan yang cocok yang akan diusung oleh PDI Perjuangan. Menurut informasi, nama pasangan akan muncul setelah hasil survei internal yang sedang dilakukan oleh PDI Perjuangan.
Sementara di sisi lain, PKS dengan perolehan 4 kursi DPRD sampai saat ini belum menyatakan dukungan pada poros politik manapun.
Apabila Pilpub Temanggung pada akhirnya mengerucut menjadi tiga pasangan, yaitu Hadik-Bimo, Bowo-Fuad, dan pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan, tampaknya kontestasi akan berlangsung sengit dan penuh kejutan.
Kemenangan pasangan akan sangat ditentukan oleh faktor-faktor penentu, misalnya kekuatan jaringan ke akar rumput, faktor tokoh-tokoh lokal yang berpengaruh, serta mobilisasi isu, visi dan misi yang ditawarkan ke publik.
Respon (1)